“Dini! Mama berangkat dulu ya! Ati-ati dirumah”
Dini membuka matanya dengan malas. Wekernya bahkan
belum berbunyi. Matahari masih enggan menampakkan sinarnya.
Semenjak Mama naik jabatan, Mama semakin jarang di rumah.
Walau senang karena Mama semakin royal dalam memberi barang, tak urung Dini
sedikit merasa kesepian.
“Mamamu pergi lagi?”
Dini mengangguk. Meja sarapan itu sepi. Hanya ada dia dan Om
Aris, adik ibunya.
“Hari ini Dini mau ajak Icha ke rumah lagi ya Om, biar ada
temen tidur”
***
Icha tertawa
. Om Aris selalu bisa membuatnya tertawa.
Itu sebabnya, Icha senang sekali ketika Dini memintanya
untuk menginap malam ini. Icha senang melihat kedewasaan Om Aris dan tentu saja ketampananannya. Caranya
berkelakar, caranya memanjakan, membuat Icha merasa menjadi gadis tercantik di
dunia. Andaikan dia 20 tahun lebih tua.
***
“Kamu kok ngobrol sama Om Aris terus sih? Aku kan ngajak
kamu nginep buat temenin aku bukan Om Aris”
“Ih. Dini apa-apaan sih. Aku kan cuma ngobrol sebentar.
Masak Om Aris dicuekin sendirian. Udah ah, dah malam. Tidur yuk! Besok harus
berangkat pagi”
Dini terdiam. Di dalam lemari ada
satu set pakaian dalam hitam sexy, permintaannya yang akhirnya dikabulkan
Mama. Malam ini Dini akan meyakinkan Om
Aris bahwa hanya dia yang boleh memilikinya.
***
catatan:
Cerita ini khusus kubuat demi seorang Little Missy di Manado.
Bukan #FF100 kata
No comments:
Post a Comment