Tuesday, July 31, 2012

Ibu....


ost. When You Love Someone

 

Ijinkan saya bercerita, mengenai suatu masa dimana saya merasa ada.

Dua  belas tahun yang lalu...dalam suatu ruang, dimana yang ada hanya dia dan aku.
Napasnya teratur, selang-selang menjulur dari tubuhnya. Tetes cairan mengalir dengan teratur, masuk dan keluar dari tubuhnya.

Dia sangat cantik...selalu cantik..dulu maupun sekarang.
Aku mengaguminya, semua orang mengaguminya. Kecantikan dan kebaikan hatinya tak terperi. Seperti putri negeri dongeng.
Kududuk tenang disampingnya, melihatnya tidur sungguh merupakan sesuatu yang sangat berharga. Beberapa jam sebelum saat ini, rintihannya membuatku terisak tak terhingga, hingga perawat datang dan memberikan satu ampul baru dalam botol cairanmu, barulah engkau tenang dan tertidur.

Aku ingat, dua hari sebelumnya, aku diperlihatkan hasil pemeriksaanmu.
"Sudah terlambat. Maafkan saya"
Hanya itu yang bisa dikatakan orang berjubah putih itu.
Aku tertunduk, merenung. Memikirkan apa yang harus kukatakan pada kekasihmu, ayahku.
Dia yang mencintaimu dengan segenap hatinya. Kau harus melihatnya saat dia tergagu di hadapan para tamu, menjelaskan mengapa engkau pergi.
Tapi kurasa kau sudah tahu dari dulu...kau selalu tahu.

Dan saat itu, hanya ada kau dan aku. Seperti selama ini, hanya kita berdua. 
Kubelai lembut pipimu. Sudah berapa lama kau ditempat ini, seminggu, sebulan, tiga bulan. Betapa ingin aku membawamu pulang. Melihatmu memasak makanan kesukaanku, mendengar omelanmu, melihat dirimu berdandan, merasakan pelukanmu dan mendapat ciumanmu....satu kali lagi saja...


Napasmu memburu, matamu membuka, badanmu mengejang.

Sakit..sakit..sakit...

Aku bisa merasakan kesakitanmu. Airmataku mengalir, aku tahu..aku tahu apa yang harus kulakukan.
Kubelai lembut rambutmu, kugenggam tanganmu. Kubisikkan kata-kata, betapa aku menyayangimu. Aku tahu, bahwa kau bertahan demi diriku. Kukatakan padamu bahwa aku akan kuat, aku akan bahagia, dan aku akan membuatmu bangga. Walau dalam hati, aku takut dan tak rela melihatmu pergi.

Kulantunkan doa Salam Maria, dan lamat kau mengikuti, di sela-sela napasmu yang semakin memburu. Kuantar kau sampai napasmu melemah dan tak terdengar lagi...
Aku mundur..terduduk..pikiranku mengambang...kumelangkah keluar, kupanggil perawat lalu ku melangkah ke arah telepon. Betapa sulit mengeluarkan kata-kata itu dari mulutku...
"Papa...mama sudah meninggal"

Ku tak ingat apa yang kudengar, ku melangkah keluar, pantai menampakkan keindahannya. Matahari baru saja menampakkan wajahnya. Berkas sinar keemasan memantul dari buih putih ombak.
Suara deburan ombak mengalun...mataku kering...dan tetap kering..hingga hari ini..


Hari ini, aku terlempar kembali ke masa itu, masa dua belas tahun silam.
Hari ini, aku diijinkan untuk berduka...


Cinta, tidak pernah terhenti oleh suatu masa, suatu ruang.
Cinta selalu bebas, tak terhenti oleh apapun.


Dan aku kembali mencium harum melati, mencium embun pagi dimana kau selalu ada di kebun bungamu.
Harum tanah basah, saat aku mengikutimu kala hujan. Rintik air terasa di kulitku.
Masakan hangat, perasaan tenang ketika melihatmu berada disana.
Senyum lembutmu, ketika kau memastikan bahwa aku sudah makan hari ini.
Usapan tanganmu ketika kau menyusup masuk dikamarku setiap malam, ketika aku sudah terlelap.
Melepas kacamataku, memberikanku ciuman lembut dan menghantarku ke alam mimpi dengan ucapan "Mama sayang Nana"
Yang kali ini, bisa kukatakan kembali "Nana juga sayang Mama"



seminggu yang lalu, 24 Juli tahun 2012, aku kembali terdampar dalam sebuah ambigu masa
suatu dejavu dan peristiwa yang mengguncang rasa
aku berduka atas apa yang telah dan akan terjadi
satu dimensi waktu yang akan selamanya terekam dalam sel-sel kelabu
satu kenangan yang tak dapat terlepas, aku sendiri dalam duniaku
tak ada yang akan memahami apa yang kurasa saat itu
panca inderaku merasakan semuanya
hingga tubuhku tak sanggup menerimanya
satu lantunan kata yang terus menerus terulang dari bibirku
Nana sayang ibu, Nana sayang ibu, sayang...sayang sekali..
padamu ibuku saat ini, dan untuk ibu yang telah meninggalkanku duabelas tahun silam
aku menyayangi kalian dengan teramat sangat...
 

Monday, July 23, 2012

Satu Masa

Terbayang satu masa
Di kala senja merasa
Satu saat suatu waktu
Kau dan aku menyatu

Suatu masa
Dimana selamanya ada
Ketika hati berusaha menyingkirkan rasa 
Asa terbilang dan curiga menghilang


Kepak sayap yang terluka
Tinggi di angkasa
Hati menerawang jauh
tanpa tahu dimana berlabuh


Ada suatu masa
ketika aku menoleh 
dan kau ada


Dan kini tiba suatu masa
ketika aku merasa
bahwa kau tak lagi ada


Tak apa
Dalam satu masa
yang kelak akan ada


satu waktu ku kembali
ketika ku menoleh dan ada


pasti
suatu masa