Rika melamun.
Hujan deras memanjakan inderanya.
Apa daya, pekerjaannya belum tuntas. Padahal tubuhya sudah penat. Matanya pun
sudah berat, ingin rasanya segera bergelung di ranjangnya yang empuk.
Sambil menghela napas, Rika memaksa diri bergerak kearah pantry.
Dituangnya air mendidih ke sebuah cangkir berisi bubuk kopi. Harumnya langsung
membuat Rika tersenyum . Dia ingat saat pertama bertemu Gio, kekasihnya. Ah,
betapa dia rindu...
Tegakan terakhir, matanya tertuju ke dasar cangkir. Ampas
kopi itu berbentuk hati. Ini pasti
pertanda. Tiba-tiba seekor cicak jatuh di lengannya, tersentak, Rika memekik.
Pegangan terlepas. Cangkir terjatuh. Hati terbelah menjadi dua.
Tak lama, telepon genggamnya berbunyi.
Gio…
No comments:
Post a Comment