Ada seorang anak bertanya pada ibunya,
“Ibu, bagaimanakah cara menjadi orang baik?”
Ibu itu kemudian berjalan kearah pintu, lalu berkata,
“Ayo, kita jalan-jalan keluar sebentar”
Di sebelah rumah ibu itu menyapa tetangga mereka, mereka pun membalas menyapa.
Kemudian, setelah berjalan lagi ada seorang nenek kesulitan menyeberang, ibu itu membantunya sehingga dapat menyeberang dengan selamat.
Akhirnya sampailah mereka di sebuah kedai, ibu itu membeli dua buah es krim, satu untuknya dan satu untuk anaknya.
Kemudian mereka berjalan pulang.
Ditengah perjalanan karena tidak hati-hati, eskrim milik si anak terjatuh.
Melihat itu, sang ibu memberikan eskrim bagiannya kepada si anak.
Sesampainya di rumah, ibu itu bertanya pada anaknya.
“Anakku, sepanjang perjalanan tadi, apa yang dapat kau pelajari mengenai kebaikan?
Anak itu berpikir sejenak, kemudian menjawab,
“ Ibu menyapa tetangga kita, dan mereka tampaknya senang, kukira itu kebaikan”
Ibu itu tersenyum, “Ada yang lain?”
“Ketika ibu menyeberangkan nenek itu, pasti itu kebaikan, tidak ada orang jahat yang akan susah payah menyeberangkan orang seperti tadi”, jawab anak itu dengan penuh semangat.
Ibu itu tertawa, “ Baiklah, apa ada lagi?”
“Oiya, ketika ibu memberikan eskrim padaku, itu sangat baik. Aku sangat suka eskrim” kata anak itu penuh keyakinan.
Ibu itu tersenyum lembut,
“Benar anakku, itu semua tindakan baik. Tapi ada satu hal yang ingin ibu katakan padamu, tindakan baik belum tentu menjadikan kita orang baik.”
"Ibu dapat saja menyapa hanya karena ibu merasa itu adalah kewajiban ibu menjalankan aturan dalam masyarakat, dan ibu tidak mau dianggap orang yang tidak sopan"
"Ibu dapat saja berpura-pura tidak melihat nenek itu, karena toh tidak ada yang akan menyalahkan ibu jika ibu tidak melakukan apa-apa"
" Dan ibu dapat saja memberikan eskrim ibu padamu ketika punyamu jatuh, semata-mata karena tidak mau kau menangis dan membuat ibu repot"
Kebaikan sesungguhnya berasal dari hati
Penampilan bisa lahir dari kepalsuan, semata-mata untuk menjalani norma etika dan sebuah kebiasaan.
Perbuatan bisa menipu, jikalau kita merasa terpaksa.
Pengorbanan bisa melahirkan pamrih, agar suatu saat kita dapat diperlakukan sama.
Manusia tidak ada yang sempurna, melakukan berbagai kesalahan.
Penyesalan dan keraguan, berjalan tanpa tahu arah.
Jatuh bangun, melukai dilukai, kehilangan menemukan.
Manusia dan cerita kehidupannya, akan selalu sama sepanjang jaman.
Yang membedakan adalah, reaksi pribadi terhadap apa yang dihadapinya.
Di tengah dunia dengan segala keduniawiannya, sebuah kasih terasa sangat naïf dan munafik. Namun di atas segala kemunafikan itu, sebuah ungkapan kasih yang tulus dapat menjadi kekuatan yang tak terbatas.
“Ibu, bagaimanakah cara menjadi orang baik?”
Ibu itu kemudian berjalan kearah pintu, lalu berkata,
“Ayo, kita jalan-jalan keluar sebentar”
Di sebelah rumah ibu itu menyapa tetangga mereka, mereka pun membalas menyapa.
Kemudian, setelah berjalan lagi ada seorang nenek kesulitan menyeberang, ibu itu membantunya sehingga dapat menyeberang dengan selamat.
Akhirnya sampailah mereka di sebuah kedai, ibu itu membeli dua buah es krim, satu untuknya dan satu untuk anaknya.
Kemudian mereka berjalan pulang.
Ditengah perjalanan karena tidak hati-hati, eskrim milik si anak terjatuh.
Melihat itu, sang ibu memberikan eskrim bagiannya kepada si anak.
Sesampainya di rumah, ibu itu bertanya pada anaknya.
“Anakku, sepanjang perjalanan tadi, apa yang dapat kau pelajari mengenai kebaikan?
Anak itu berpikir sejenak, kemudian menjawab,
“ Ibu menyapa tetangga kita, dan mereka tampaknya senang, kukira itu kebaikan”
Ibu itu tersenyum, “Ada yang lain?”
“Ketika ibu menyeberangkan nenek itu, pasti itu kebaikan, tidak ada orang jahat yang akan susah payah menyeberangkan orang seperti tadi”, jawab anak itu dengan penuh semangat.
Ibu itu tertawa, “ Baiklah, apa ada lagi?”
“Oiya, ketika ibu memberikan eskrim padaku, itu sangat baik. Aku sangat suka eskrim” kata anak itu penuh keyakinan.
Ibu itu tersenyum lembut,
“Benar anakku, itu semua tindakan baik. Tapi ada satu hal yang ingin ibu katakan padamu, tindakan baik belum tentu menjadikan kita orang baik.”
"Ibu dapat saja menyapa hanya karena ibu merasa itu adalah kewajiban ibu menjalankan aturan dalam masyarakat, dan ibu tidak mau dianggap orang yang tidak sopan"
"Ibu dapat saja berpura-pura tidak melihat nenek itu, karena toh tidak ada yang akan menyalahkan ibu jika ibu tidak melakukan apa-apa"
" Dan ibu dapat saja memberikan eskrim ibu padamu ketika punyamu jatuh, semata-mata karena tidak mau kau menangis dan membuat ibu repot"
Kebaikan sesungguhnya berasal dari hati
"Maka lakukan segala sesuatu dengan tulus dan sungguh-sungguh, ketika kau sedang bersama dengan orang lain ataupun pada dirimu sendiri”
“Sejujurnya, tidak ada orang baik hanya orang yang berusaha menjadi lebih baik lagi dari apa yang sudah ada.”
“Teruslah berusaha menjadi orang yang lebih baik, maka niscaya kau akan dapat menjadi orang baik”
“Sejujurnya, tidak ada orang baik hanya orang yang berusaha menjadi lebih baik lagi dari apa yang sudah ada.”
“Teruslah berusaha menjadi orang yang lebih baik, maka niscaya kau akan dapat menjadi orang baik”
Penampilan bisa lahir dari kepalsuan, semata-mata untuk menjalani norma etika dan sebuah kebiasaan.
Perbuatan bisa menipu, jikalau kita merasa terpaksa.
Pengorbanan bisa melahirkan pamrih, agar suatu saat kita dapat diperlakukan sama.
Manusia tidak ada yang sempurna, melakukan berbagai kesalahan.
Penyesalan dan keraguan, berjalan tanpa tahu arah.
Jatuh bangun, melukai dilukai, kehilangan menemukan.
Manusia dan cerita kehidupannya, akan selalu sama sepanjang jaman.
Yang membedakan adalah, reaksi pribadi terhadap apa yang dihadapinya.
Di tengah dunia dengan segala keduniawiannya, sebuah kasih terasa sangat naïf dan munafik. Namun di atas segala kemunafikan itu, sebuah ungkapan kasih yang tulus dapat menjadi kekuatan yang tak terbatas.
Dapat memberi tanpa kehilangan, kuat tanpa menjadi keras, dan lembut tanpa menjadi rapuh, itulah kasih menurutku.
Tulisan yang tersurat ini, tidak bermaksud menggurui apa pun.
Kehidupan kita adalah guru kita, setiap insan memiliki pelajarannya sendiri-sendiri.
Ini adalah curahan hati seorang manusia, yang sedang belajar, berusaha memahami, dan menjadi seseorang yang lebih baik.
Ini adalah curahan hati seorang manusia, yang sedang belajar, berusaha memahami, dan menjadi seseorang yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment