Andaikan tulisan ini bisa dibaca sembari mendengarkan suatu lagu, akan kuminta siapapun yang membaca tulisan ini untuk mendengarkan lagu berikut :
Boyzone - Give it All Away
Alasan aku ingin menulis, hanya karena membaca sekilas status seorang teman :
A friend of mine ask "what is your life
for..?" My answer is "since life is about give and get something, all I
can say that my life is forgive and forget.." - Karel Alle
Membaca deretan kata itu, seakan melihat sekoci di tengah lautan atlantik setelah terlalu lelah untuk menahan beban tubuh supaya tetap mengapung.
Dua kata Forgive and Forget, yang menggamit anganku dan mendorong jemariku untuk menuliskan kata-kata selanjutnya.
Forgive.
Forgive yourself, because you merely human.
Who had flaw.
Who hurt and being hurt.
Who made mistake.
Even though you never meant to harm.
What is done is done.
There is nothing you can do to make it the otherwise.
Forget.
Life goes on.
Time keep going.
Look at the stars and the sun.
It still there when you were looking behind.
Turn your head around.
Stop looking over your shoulder.
Its time to move on.
Forgive and Forget.
Two words to save one's soul.
***
Kamis, 14 February 2013.
Hawa dalam ruangan terasa dingin menggigil. Agaknya pengelola gedung lupa, bahwa cuaca di luar sedang hujan dan membuat suhu turun. Alhasil, manusia-manusia yang terjebak didalam ruangan ini lebih sibuk menghangatkan diri dibandingkan mendengarkan paparan pembicara di depan ruangan.
Karena konsentrasi sudah terlanjur terpecah, iseng kuraih HP yang tergeletak di meja. Ada mention di twitter, kubuka, dan kubaca. Tersenyum melihat sebuah kejutan dari little missy di Manado. So sweet of her to write the letter. And so thus, i shall reply with lots of love ....
Dear Missy,
Kenapa aku memanggilmu Missy? Well, karena aku bisa membayangkan, suatu waktu, kau mungkin adalah reinkarnasi dari seorang gadis bangsawan di suatu negara America Latin. Menggunakan celana berkuda, karena kau benci memakai rok yang membatasi gerakmu, sibuk melahap buku-buku di perpustakaan ayahmu. Ibumu sudah angkat tangan dengan segala penolakanmu untuk dijodohkan dengan Lord-lord itu, dengan dalih untuk mencarikan pasangan yang 'layak' untukmu dan usia yang sudah pantas untuk bersanding di pelaminan. Kau membenci ketika tamu-tamu ayahmu lebih banyak bercakap-cakap dengan saudara-saudara lelakimu dibandingkan denganmu. Dan ketika kau menyampaikan pendapatmu, mereka mengernyit, serasa melihat seekor kijang melompat ke arah kerumunan singa.
Well, itu imajinasiku :)
Pertanyaanmu pertama dalam surat itu, terkait dengan cinta.
Cinta, bukan hanya sekedar sebuah status formal diantara kedua manusia. Satu kata itu, tidak akan mampu dijabarkan oleh pujangga maupun filosof manapun dengan tepat dan pantas. Satu kata itu, hanya bisa dirasakan dan dialami. Tidak ada cara lain.
Dulu, ketika aku masih mencari-cari cinta. Aku selalu penasaran, ingin tahu, apa itu cinta. Aku mencoba merasa, membaca, memahami, mendengar, melihat dan mencari. Menebak...apakah ini cinta.
Satu datang kemudian pergi. Satu hilang dan kemudian terganti. Sampai satu waktu, dia datang.
Aku masih ingat ketika pertama kali melihatnya, duduk dengan alis tertaut. Diam, tanpa banyak kata. Sikap tubuhnya penuh dengan penolakan terhadap dunia. Bersidekap, duduk sambil mendengarkan diskusi kami kala itu.
Sudah tahunan berlalu, tapi gambaran itu masih saja lekat dalam benakku.
Pertemuan pertama kami, saat aku baru kehilangan apa yang kuanggap cinta, dan sedang dekat dengan sebuah apa yang kuanggap cinta. Sampai suatu saat, ada yang iseng mengirimkanku sebuah pertanyaan dalam email :
" tuliskan tiga nama orang yang kamu cinta, dan lihat seberapa besar prosentasemu untuk dapat bersamanya. "
Dan aku menuliskan namanya, lengkap, dalam tiga slot yang berbeda. Dan aku terhenyak..
Perlahan aku teralihkan, sibuk dengan cintaku yang baru dan melupakannya.
Sampai kemudian cinta baru itu pun berlalu, dan kuputuskan cara yang paling mudah untuk memperbaiki patah hati adalah dengan pergi.
Aku pun pergi, dan selama aku pergi, hubungan kami semakin dekat. Ini sungguh aneh, karena aku dan dia seperti bumi dan langit. Dia tidak mungkin menyukai orang sepertiku, walau aku tertarik dengannya sejak pandangan pertama.
Setelah melalui perjalanan panjang dan penuh liku...kami bersama. Dan ternyata tidak berhenti disana, banyak hal terjadi, seringkali kami saling menyakiti. Entah sudah seberapa banyak air mata yang keluar, pertengkaran yang terjadi. Namun, begitu pula tawa, kenangan indah dan juga pengalaman yang menyunggingkan senyum. Kehangatan keluarganya, senyum hangatnya, perhatiannya, kekhawatirannya, perjalanan bersama yang membuatku merajut mimpi. Sayang, mimpi itu hanya milikku sendiri...
Dia lelah, aku lelah. Segalanya terlalu berat untuk kami berdua.
Kami sudah berpisah, tetapi tidak seperti apa yang kuanggap cinta, ini sungguh berbeda..sangat berbeda. Manusia ini, berhasil masuk lebih dari yang kuharapkan didalam benak dan hatiku. Dan jejak yang dia tinggalkan, terasa sakit namun tidak mampu kuhapuskan. Jika seorang lelaki dapat merasa bangga atas hal yang dapat dia lakukan terhadap seorang wanita, dia dapat bangga untuk hal ini. Dia dapat memegang kunci hatiku, membukanya, kemudian melepaskannya.
A woman's heart is deepest than the ocean.
Secret, makes a woman woman.
But life's goes on.
Waktu tidak akan menunggu. Jadi aku pun terus maju, berjalan dan memahami bahwa apa yang telah terjadi tetap terjadi. Masih banyak mimpi yang harus diraih, perjuangan yang tak kenal henti.
Begitulah kataku mengenai cinta, yang kubagikan kepada seorang wanita yang sedang dalam perjalanannya menemukan cinta.
Kuberharap, ketika kau menemukannya, cinta akan tetap tinggal.
Karena dalam suatu hubungan apapun, haruslah berjalan dua pihak, tidak bisa hanya satu pihak yang mengusahakan. Hubungan yang berjalan satu arah adalah hubungan yang timpang dan dapat membunuh. Cepat ataupun lambat.
Senang juga bisa mengenalmu Missy, terimakasih karena telah hadir dalam hidupku.
Nikmati saja setiap perjalanan, karena hidup ini seperti perjalanan dalam kereta tanpa rute balik. Nikmati saat pagi, siang dan malam. Karena ketika kereta ini sampai di tujuan terakhirnya, tidak ada kesempatan lagi untuk kembali.
Jadi, Happy Valentine Day.
mari kita hadapi hari ini dengan senyum ;)
***