(suatu bukti sulitnya mengajak orang berubah)
Ada suatu cerita, suatu hari ada pembeli mendatangi sebuah kios penjual kain, dia ingin membeli sebuah kain berwarna biru. Kios tersebut merupakan kios kecil dimana kain-kain dagangannya berada tepat dibelakang pejualnya. Untuk mendapatkan kain yang diminta, pembeli cukup meminta kepada penjual dan penjual tersebut akan memberikan kain yang dia minta.
Ketika dia datang, dia langsung meminta penjualnya memilihkan kain berwarna biru untuknya. Pilihan pertama, penjual tersebut menyodorkan sebuah kain indah berwarna HIJAU. Pembeli itu menggelengkan kepala dan mengulangi permintaannya sekali lagi. Penjual tersebut kemudian mencari-cari lagi dan kembali menyodorkan segulung kain berwarna HIJAU. Pembeli tersebut menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kesal dan mengulangi lagi permintaannya dengan sedikit kesal..
tiga kali..empat kali..lima kali..
tidak tahan, pembeli tersebut langsung memaksa masuk untuk mengambil kain yang dia inginkan. Penjual itu pun marah melihat perilaku pembelinya yang dirasa sangat tidak sopan.
Mereka berdua berargumen dengan sangat sengit, masing-masing mempertahankan pendapatnya sendiri.
Kenapa aku menceritakan hal ini..
Pertama, kita tidak tahu siapa yang buta warna dan siapa yang tidak, dan itu berarti tidak ada yang tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Kedua, dua orang ini terus memperdebatkan sesuatu yang tidak berarti dan ini adalah debat kusir. Tidak ada satu pihak pun yang menang!
Seringkali dalam hidup ini kita mengalami hal yang serupa. Dimana hal yang kita yakini benar dianggap salah dan menggelikan bagi orang lain. Atau bahkan dianggap sebagai hal yang menggangu.
Begitulah yang terjadi pada saya kemarin. Sebagai salah seorang yang hemat energi dan air. Saya selalu mematikan lampu setiap kali keluar ruangan. Tetapi ternyata ada seorang teman kos saya yang tidak setuju dengan hal ini.
Dia memasang tulisan besar dengan spidol di sebelah saklar listrik yang menyatakan :
TIDAK MATIKAN LAMPU DI SEBELAH KANAN!!
Hati saya langsung panas membaca tulisan ini, sungguh2 tidak sopan menurut saya.
Tapi kemudian saya berpikir lagi..kalo saya ikut emosi, apa bedanya saya dengan dia.
Saya tahu dia bodoh, apa dengan ikut2an bodoh saya akan menyelesaikan masalah.
Tidak, saya tidak mau.
Saya akan tetap pada prinsip saya, dan biarkan dia dengan prinsipnya. Saya tetap akan mematikan lampu, biarkan saja dia mau marah2. Ini kos umum, kalo mau menyalakan lampu kontrak aja rumah sendiri.
jadi teman-teman..akan banyak hal menyebalkan, yang bodoh, membuat emosi dan naik darah terjadi di depan kita.
Seperti kata pepatah :
Kita tidak bisa mengontrol hal yang akan terjadi pada diri kita, tetapi kita bisa mengontrol reaksi kita terhadap hal tersebut.
Ketika dia datang, dia langsung meminta penjualnya memilihkan kain berwarna biru untuknya. Pilihan pertama, penjual tersebut menyodorkan sebuah kain indah berwarna HIJAU. Pembeli itu menggelengkan kepala dan mengulangi permintaannya sekali lagi. Penjual tersebut kemudian mencari-cari lagi dan kembali menyodorkan segulung kain berwarna HIJAU. Pembeli tersebut menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kesal dan mengulangi lagi permintaannya dengan sedikit kesal..
tiga kali..empat kali..lima kali..
tidak tahan, pembeli tersebut langsung memaksa masuk untuk mengambil kain yang dia inginkan. Penjual itu pun marah melihat perilaku pembelinya yang dirasa sangat tidak sopan.
Mereka berdua berargumen dengan sangat sengit, masing-masing mempertahankan pendapatnya sendiri.
Kenapa aku menceritakan hal ini..
Pertama, kita tidak tahu siapa yang buta warna dan siapa yang tidak, dan itu berarti tidak ada yang tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Kedua, dua orang ini terus memperdebatkan sesuatu yang tidak berarti dan ini adalah debat kusir. Tidak ada satu pihak pun yang menang!
Seringkali dalam hidup ini kita mengalami hal yang serupa. Dimana hal yang kita yakini benar dianggap salah dan menggelikan bagi orang lain. Atau bahkan dianggap sebagai hal yang menggangu.
Begitulah yang terjadi pada saya kemarin. Sebagai salah seorang yang hemat energi dan air. Saya selalu mematikan lampu setiap kali keluar ruangan. Tetapi ternyata ada seorang teman kos saya yang tidak setuju dengan hal ini.
Dia memasang tulisan besar dengan spidol di sebelah saklar listrik yang menyatakan :
TIDAK MATIKAN LAMPU DI SEBELAH KANAN!!
Hati saya langsung panas membaca tulisan ini, sungguh2 tidak sopan menurut saya.
Tapi kemudian saya berpikir lagi..kalo saya ikut emosi, apa bedanya saya dengan dia.
Saya tahu dia bodoh, apa dengan ikut2an bodoh saya akan menyelesaikan masalah.
Tidak, saya tidak mau.
Saya akan tetap pada prinsip saya, dan biarkan dia dengan prinsipnya. Saya tetap akan mematikan lampu, biarkan saja dia mau marah2. Ini kos umum, kalo mau menyalakan lampu kontrak aja rumah sendiri.
jadi teman-teman..akan banyak hal menyebalkan, yang bodoh, membuat emosi dan naik darah terjadi di depan kita.
Seperti kata pepatah :
Kita tidak bisa mengontrol hal yang akan terjadi pada diri kita, tetapi kita bisa mengontrol reaksi kita terhadap hal tersebut.
Be wise my friend..